January 4, 2011

Jatuh Cinta (kembali)

 
Musikal Laskar Pelangi: prestasi yang impresif. Musik, penataan panggung, para aktor anak dan dewasa: puncak seni pertunjukan di Indonesia
 Goenawan Muhammad
Saya setuju. Laskar Pelangi besutan Mira Lesmana dan Riri Riza ini merupakan sebuah Maha karya. Sebenarnya saya tidak terlalu menyukai teater atau pun drama musikal. Hanya saja begitu saya melihat drama musikal ini saya seperti dibuat jatuh cinta (kembali) oleh panggungnya.
Ya, saya jatuh cinta dengan penataan panggung Jay Subiyakto. Mata saya berbinar-binar selama pertunjukkan. Tata panggung yang benar-benar indah. Katanya GM, panggung Laskar Pelangi merupakan perpaduan realisme dan fantasi. Setuju lagi. Saya belum pernah ke Belitong, tapi ketika menonton Laskar Pelangi, rasanya saya diterbang kesana.
image
Berikut ini adalah cuplikan beberapa tata panggung karya Jay Subiyakto pada Drama Musikal Laskar Pelangi,

image
Frohes Weihnachten & Guten Rutsch ins kommende Jahr! – Sifa Ningrum

Senandung Awal Tahun


Di awal tahun yang berbahagia ini,
Aku ingin memulai kebahagian baru.

Lalu melanjutkan kebahagian-kebahagian lainnya,
yang tak terduga.

Tak sabar melalui hari-hari,
penuh dengan kejutan yang tak menentu.

aku ingin selalu berbahagia.
Lalu membagi kebahagiaan denganmu.
Dengan kalian semua.

Lupakan sejenak masa lalu,
Mari bersenandung sambil malu-malu.

(2011)

image
Terlalu banyak yang ingin ditulis. Tetapi masih gamang menggunakan windows live writer. kembali mengunakan OneNote 2007. Mencoba setia dengan yang lama.
image

“”

 

image
“Wann treffe ich erst mit dich?
Ich vergesse.
Erste mal bist du nur mein Freund.
Letzte Monat wird
er "Anfuhrungszeichen" habe.
Ich weiss nicht,
Was es am nachste Monat passieren will.
Vergisst es.
Vorbei
Ist
vorbei”
Sifa Ningrum, 2010

Autumn next year

image
Libur telah tiba.


Sekarang saya bisa mengatakannya dengan riang gembira. Lalalalala~
Deadline tanggal 4 terlewatkan begitu saja.Take home exam pertama dalam sejarah perkuliahan di Sastra Jerman UI. Analisis unsur-unsur intrinsik dalam novel Crazy karya Benjamin Lebert.It makes me freakin crazy. Blah blah blah.
Sebenarnya gampang, hanya saja malas karena bau liburan tercium dimana-mana. Tidak tertahan oleh godaan. Nafsu liburan selalu menggoda.
Tapi setiap menyalakan laptop selalu ingat si Benni, dicke Felix, dunne Felix, Florian, Troy dan Janosch. Ah, sungguh penghalang liburan. Saya menginginkan liburan. Benar-benar sangat mendambakannya. Rasanya ingin terbang ke penjuru dunia.
Saya ingin musim gugur segera tiba.

Rindu Kampong Halaman

Rasa kangen saya terhadap kampong halaman sudah tak terbendung lagi. Ini sudah klimaks. Jangan sampai dia berakhir tanpa anti klimaks. Hal ini sungguh memaksa. Memaksa saya untuk bercerita tentang hal yang berada di tahun 2008, dua tahun silam.
Setelah kejadian itu – sebuah kejadian yang saya sengaja lupakan, saya pergi ke Samosir, pulau di atas pulau. Berada di tengah Danau terbesar di Asia Tenggara, Danau Toba. Di sana saya melakukan penelitian demi gengsi dan kebanggaan. Kebanggaan sebagai orang batak yang tidak bisa berbahasa Batak dan tidak tinggal di tanah Batak. Seharusnya saya malu. Tapi justru dari sanalah saya belajar asal-usul saya dan berusaha menyelami warisan nenek moyang.
Semua berawal di hari Senin 6 Oktober yang tak terlalu cerah. (Cerita diambil dari jurnal perjalanan saya ketika bertandang ke Samosir)
klik ini, untuk mengunduh Final Paper saya yang berjudul:
"The Dynamic of Culture in Batak Toba Culture in the Era of Globalization"

Hari Kedua: Selamat Datang di Samosir

Selasa, 7 Oktober 2008.
"Saya menginap di Duma Sari. Sebuah penginapan yang langsung menghadap ke danau Toba. Halamannya adalah pantai danau Toba yang tenang dan tak berombak. Saya bisa langsung cuci kaki dan membasuh wajah dengan air tawar danau Toba di teras kamar. Curahan air terjun cinta (Love Waterfalls) juga menjadi pemandangan yang mampu membuat saya tertegun sejenak menikmati alam. Konon katanya air terjun itu merupakan tempat pembuktikan cinta bagi pasangan-pasangan muda. Jika keduanya tidak berkelahi hingga sampai ke lokasi air terjun, maka artinya mereka berjodoh. Hanya mitos. Tapi menurut saya ada benarnya juga. Kalau masih di perjalanan saja sudah bertengkar, bagaimana nanti rumah tangganya.
Hari kedua itu, saya sempat drop sakit. Mungkin karena cuaca yang tidak menentu, kadang panas terik, lalu tiba-tiba hujan. Tapi saya tetap semangat. Hari itu saya pergi ke Tomok, sebuah kecamatan yang masih satu kabupaten dengan kecamatan Tuk-Tuk, yaitu Simanindo. Arti dari Tomok itu sendiri adalah subur. Katanya para wanita batak itu subur-subur, “tomok-tomok”. Hal yang menarik perhatian saya adalah symbol 4 payudara yang berada di gerbang masuk sebuah pemakaman adat. Empat payudara ini menyimbolkan criteria dan sifat wanita batak yakni harus subur, suci hati, ramah tamah dan setia.

Lelah: 8 Oktober 2008

“Jaman-jamannya masa menggalau saya dan Galuh Anindita. Hari ini adalah hari terakhir penelitian – saya menyebut ini sebagai mini research. Hari ketiga ini saya sempat tumbang. Sempat ingin tidak meneruskan perjuangan, tapi mama selalu memberi dukungan. Jadi saya melanjutkan perjalanan. Kali ini sedikit melelahkan dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Hari yang sangat melelahkan. Bukan main.
Saya ke Huta Bolon Simanindo, sebuah desa wisata di ujung Tuk Tuk, untuk menyaksikan tarian tradisional Batak. Tarian yang dipertunjukkan adalah tarian untuk menghantar kematian/ pemakaman.
Kebanyakan yang datang ke sini adalah wisatawan mancanegara. Maka itu saya menyempatkan diri untuk mewawancarai beberapa bule. Salah satunya adalah seorang wanita paruh baya dari London yang ternyata bekerja di Kedutaan Belanda di Jakarta. Membawa temannya yang berasal dari New Zealand. Banyak bertanya seputaran apa yang membuat mereka jauh-jauh datang ke Samosir ini.