October 27, 2012

Selasar


Waktu berjalan cepat dan aku masih di sini. Duduk sendiri, di salah satu sudut selasar gedung satu. Hari ini aku terlambat masuk kelas dan memutuskan untuk bolos saja. Tanganku masih lincah memencet tombol-tombol abjad di keyboard laptop. Tetapi proses sinkronisasi antara tangan dan otakku tak berjalan begitu lancar. Akibatnya terlalu banyak ide-ide yang terhempas lepas dan waktu pun dengan seketika habis tuntas. Sebenarnya itu yang sering terjadi padaku akhir-akhir ini.

Mungkin juga pengaruh terlalu banyak melamun, suasana hati yang tak menentu dan sebab-sebab lainnya. Tapi kali ini aku tak mau lamunan yang disalahkan. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika ini adalah salah cuaca. Jarang-jarang Depok sesejuk hari ini. Sampai membuat orang malas bergerak. Ternyata hujan tadi pagi memberikan dampak yang cukup signifikan. Depok di siang bolong jadi tidak semembara biasanya. 

October 19, 2012

Kaki Kepala



Kaki di kepala, kepala di kaki.

22:48 GMT
Street dancer at Picaddily Sq.

September 10, 2012

Debut




Debut saya di kancah Nasional,
(27 Juni 2012 - Kompas.com)

Ngeblog untuk menyebarkan toleransi, karena suara tak didengar, 
tulisan pun bisa jadi alternatif untuk menginspirasi.


August 3, 2012

Padamu Jua

"Panca indraku tak sanggup menjangkau. Tapi padamu jua aku percaya, aku ada karna kau pun ada. Sampai kapan pun aku tak akan pernah bisa mencintaimu, melebihi engkau mencintaiku, karena fana selamanya tak akan bisa bersatu dengan keabadian. " 
- Aku yang hina

July 26, 2012

It's a Photography Competition!






Have a huge passion for photography? Do follow @KFotografi2012 on Twitter or visit http://kfotografi.tumblr.com/ and join the competition.Click for more info!

June 26, 2012

Filippo Strozzi


The Portrait of Filippo Strozzi 
(1428-1491)
by Benedetto da Maiano

one of my favorite!

Berlin in Paris

Berlin in Paris.
How come?

ABCD

Belajar dari sebuah abjad yang menunda hidup. 
Gagal itu bukan titik,
ia hanya menunda sementara kesuksesan.

Juli 2011

The unfinished Finished Problem

Liburan ini saya habiskan waktu kembali membaca Pergolakan Tentang Islam. Semakin dalam membaca sekaligus menginterpretasi, semakin bergolak pula hati dan pikiran. Eksistensi pemikiran sang penulis adalah sedikit banyak merepresentasikan pemikiran saya.

Ahmad Wahib mengangkat Persoalan yang sudah selesai, namun belum 'selesai'
Ia menumpahruahkan segala uneg-uneg yang ada dipikirannya.
Karena pertanyaan itu bukan dosa. Rasa ingin tahu itu bukan hanya sekedar rasa.

Masih banyak yang perlu kita lakukan untuk melanjutkan semangatnya. Terus mempertanyakan dan mempertahankan kegelisahan kita tentang hidup. Buat hidup ini terus penasaran. Jangan lupa, tuliskan rasa penasaran itu agar orang-orang yang membacanya semakin penasaran dan tergugah untuk terus berkeingintahuan. 

Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari
- Pramoedya Ananta Toer

June 12, 2012

May 6, 2012

Budaya & Agama


Between God, Student & Professor


Just read this on Facebook. Why don't you believe in God?


Professor : You are a Christian, aren’t you, son ?

Student : Yes, sir.

Professor: So, you believe in GOD ?

Student : Absolutely, sir.

Professor : Is GOD good ?

Student : Sure.

Professor: Is GOD all powerful ?

Student : Yes.

Professor: My brother died of cancer even though he prayed to GOD to heal him. Most of us would attempt to help others who are ill. But GOD didn’t. How is this GOD good then? Hmm?

Student was silent.

May 3, 2012

Berbeda itu Unik


"Uniknya FIB Kami"

Pembukaan Olimpiade Ilmiah Mahasiswa
Fakultas Ilmu Pengetahuan & Budaya
Universitas Indonesia

April 30, 2012

Toleransi Sejak Dini!


Haruskah aku memusuhi mereka yang bukan Islam dan sampai hatikah Tuhan memasukkan mereka ke dalam neraka?

Pertanyaan di atas adalah salah satu dari sub judul dalam buku Pergolakan Pemikiran Islam: Catatan Harian Ahmad Wahib. Membaca judul ini rasanya miris. Selama 20 tahun saya hidup di dunia ini saya berteman dengan berbagai macam latar belakang. Tidak pernah sekali pun kata musuh keluar dari mulut saya karena perbedaan itu.

Sejak SD hingga SMA saya mengenal perbedaan, namun tak pernah mempermasalahkannya. Sekolah saya memang menjunjung tinggi pluralisme, mungkin karena itu terdapat tujuh agama, saudara-saudara! Islam, Katolik, Kristen, Buddha, Hindu, Kong Hu Chu dan Saksi Jehova. Dan semua agama tersebut difasilitasi dengan baik oleh pihak sekolah. 

Di satu lantai kami berbagi ruangan belajar dan ibadah. Ketika kami yang muslim sholat, mereka non-Islam pergi ke ruangan masing-masing untuk melakukan ibadah mereka, bersama guru atau para petinggi agama masing-masing. Ketika mata pelajaran agama, karena sistem di sekolah saya moving class, maka kami masuk ke ruangan agama masing-masing. Dan ketika mata pelajaran campuran, kami kembali membaur dan meninggalkan segala perbedaan itu. 

Sekolah juga pernah mengadakan acara Religion's Day sebagai pengenalan agama-agama bagi siswa. Tidak mendasar, hanya seperti apa yang dirayakan, sejarah dan cara beribadah oleh umat beragama lainnya. Saya juga pernah mengikuti kegiatan community service atau semacam bakti sosial. Kami para murid dibebaskan memilih tempatnya. Saya dan empat orang teman saya memilih sebuah gereja yang memiliki pelayanan kesehatan untuk masyarakat yang kurang mampu. Kami di sana membantu tanpa mempermasalah perbedaan itu.

Tak hanya berbeda agama dan latarbelakang, sekolah saya juga menerima para murid 'istimewa', yaitu siswa dengan kebutuhan khusus, yang ditempatkan di kelas yang sama dengan saya. Menjijikan? Tidak. Bahkan saya pernah menjadi Observer mereka. Menulis apa saja yang mereka lakukan selama di Kelas dan melaporkannya pada guru. Mereka kadang lucu, kadang juga menjengkelkan. Sama sajalah dengan anak-anak pada umumnya. 


Apa yang Tak Mungkin?


Bagi kita
theist dan atheist bisa berkumpul
muslim dan kristiani bisa bercanda
artist dan atlit bisa bergurau
kafir dan muttaqien bisa bermesraan
... 
Ahmad Wahib dalam Sepotong Bait Puisi Perpisahan
(14 Agustus 1969)

Perbedaan berkumpul menjadi satu, 
dengan tetap mempertahankan perbedaannya. 
Apakah itu mungkin?

Toh, di mata Tuhan kita tetap sama. 

Manusia.

Apa yang tak mungkin?

Mengenal Wahib, Mengenal Islam dengan Kritis



Saya terus mengangguk-angguk tanda setuju. Buku Pergolakan Pemikiran Islam: Catatan Harian Ahmad Wahib ini seperti mewakili apa yang selama ini menjadi kegundahan banyak orang, termasuk saya, tapi tidak berani diutarakan. Takut dianggap menyimpang, tabu atau bahkan lebih ekstrimnya ateis. 

Islam di negeri bernama Indonesia ini terpuruk. Ini hanya pendapat saya. Mungkin pernyataan itu bisa untuk renungan kita bersama. Apa yang sebenarnya salah. 

Saya sedih. Bukan Islam yang salah, saya tahu itu. Salah satu penyebabnya adalah masih banyak umatnya yang terjebak di masa lalu dan mereka tidak mau keluar dari sana. Apakah kalian semua menyadari itu?

February 28, 2012

Wer bin ich?


"Ich weiss nicht."

February 14, 2012

"Biasanya cinta tidak berumur panjang, dan bisa menyakitkan. Persahabatan biasanya lebih tahan dan bisa juga indah. Kamu nantinya akan segera menyadari bahwa mencintai lebih dari satu orang dalam saat bersamaan pun bisa terjadi" 
Gerimis Musim Semi dalam Urban Sensation, Bre Redana.

February 7, 2012

Tidur Siang




"Ketika tertidur, ketahuilah bahwa ada yang memandangi anda dari kejauhan."

"Libur akan segera berakhir."


"Libur akan segera berakhir."


"Puaskah?"

Bercengkrama


Ketika Herr Jerapah & Frau Zebra saling menyapa.



January 30, 2012

Pesan: Jay Subyakto


Jangan Telantarkan Pendidikan di negeri ini. 
Salam Jay Subyakto.



Teater Jakarta. 26/06/2011