April 16, 2010

Hell-o Deadline


Dear Deadline, I was on your line, and I was dead already~
sifa ningrum

Setelah satu semester terlewatkan, sepertinya saya mulai menyadari bahwa masa-masa SMA itu begitu indah. Sayang, waktu tak dapat diputar ulang.

Hari demi hari banyak saya habiskan berkejaran dengan waktu. Ngos-ngosan karena tugas itu tak henti-hentinya datang menghampiri saya yang sudah hampir putus nafas. AYO SEMANGAT SIFAAA! Three years is walking so fast, don’t waste your time.

Kuliah itu rasanya memang sudah seharusnya diri saya sendiri yang mengatur hidup saya. Semua pilihan dan keputusan ada di tangan saya. Kehidupan kampus saya selama 2 semester ini adalah kuliah, kansas, SUMA. Dan saya adalah Ms. Deadliner itu.

Sifa berkata - kata part II



Blog ini sempat tidak terjamah.
Dan suatu waktu saya sempat berpikir untuk tidak akan menjamahnya kembali.

Namun malam itu saya kembali mengutak-atik, dan akhirnya bedebah itu hilang dengan hanya sekali mengklik icon delete.

Ternyata semudah itu. Enyah sudah.

p.s. Kepada para pembaca yang meninggalkan komentar, tolong jangan membuat saya penasaran dengan ke-anonim-an kalian. Tolong cantumkan nama dan email (kalau perlu). Terima kasih atas apresiasinya selama ini :)

galau



Aku terdiam rasanya penat
Aku takut tersesat
Udara terasa sesak dirongga dada
Terbungkam oleh perasaan yang tak karuan
Terhanyut dalam denyutan nadi yang tak kunjung berhenti

Jangan biarkan dia terdiam
Jangan sampai lepas
Jangan biarkan sedetik pun dia terlepas
Genggam erat sekuat-kuatnya
Karena sulit untuk mendapatkannya kembali

Perasaan itu
Perasaan yang dulu sempat ada
Perasaan yang dulu sempat singgah
Perasaan yang sempat hilang beberapa saat
Perasaan yang telah dilupakan
Entah bagaimana rasanya

Rasa sakit, perih, pedih
Bercampur dengan kemunafikan bahwa kebahagian itu ada
Akhirnya dia datang kembali
Membawa banyak tanya yang tak terjawab
Kenapa bisa terulang kembali?

Bratislava, 8 januari 2010
10:00 p.m

April 14, 2010

puisi abu - abu

Hari ini cepatlah berlalu
Saya tak ingin bertemu dengan masa lalu
Karena hari-hari itu begitu kelabu
Membuat saya sering terpaku pada hal-hal yang tak menentu
Cinta tak selamanya membuat pipi bersemu
Terkadang justru membuat tangis tersedu-sedu
Jangan terlalu lugu hingga tertipu
Karena semua itu hanya abu-abu

*puisi untuk kelas Frau Lila

MARET 01 2010 ∞Present


Kenapa yang tidak ada selalu dicari?
Tetapi yang ada justru dibiarkan menanti?
Dan kenapa pula malam selalu hadir,
Saya benci senja
Saya akan selalu menanti fajar tiba

26 februari 2010, 05:50 WIB, bayangan Senja di dalam Kamar

April 3, 2010

Buku Hitam: di mana sisi terangnya?



Ini tentang buku hitam milik saya.
Buku yang sejak awal tahun 2010 ini menemani saya. Buku hitam yang bukan hanya mencatat tentang 'kejahatan' saya, tetapi keseluruhan yg terjadi sejak januari awal yang lalu.

Dia pengganti buku hijau saya.

Buku yang penuh dengan coretan tangan tak penting, yang bagi saya (saat itu) penting. Bukti bersejarah, bahwa saya hadir di dunia ini. Bukti kesistensi saya.

Bukti kehadiran saya di belahan dunia lainnya. Penuh dengan kenangan.



saya terus menulis.
Menulis tentang teman-teman saya, sambil mengingat hal-hal yang bahagia.



Dan menghighlight hal-hal yang saya anggap penting.



Terkadang saya baca kembali, mengingat hal-hal yang telah lalu. Sambil tertawa atau tanpa ekspresi. Atau saya mengomentari tulisan saya yang bak ceker ayam itu. Makin hari makin ceker ayam.

Tak peduli.

Saya ingin terus menulis.



To-do-list saya hari ini begitu banyak. Tapi saya masih saja menulis yang lain entah apa saja itu, yang ada dalam pikiran saya.

Tulisan yang sudah di stabilo berarti sudah saya kerjakan. Sebuah perintah yang saya buat untuk diri sendiri. Buku hitam ini adalah pengingat saya.



Tak jarang saya sering bertanya.
Tanpa perlu mendapat jawabannya. Pertanyaan itu menjadi pekerjaan rumah yang perlu saya cari apa jawabannya.



Buku hitam ini tempat saya mengekspresikan apa saja yang saya pikirkan.
Saya rindu menggambar. Lantas menggambarlah saya.



Dan terus menggambar.



Saya jenuh. Lalu saya menggambar. Mengisi kekosongan lembar demi lembar bersama teman-teman tercinta.



Saya bosan menggambar lalu saya menulis dibawahnya.



Lalu, saya kembali mendengarkan dosen sebentar.

… aufklärung ist der Ausgang des Menschen aus seiner selbstverschuldeten Unmündigkeit. Unmündigkeit ist das Unvermögen, sich seines Verstandes ohne Leitung eines anderen zu bedienen…


Pencerahan. Sudahkah saya mendapatkannya? Bin ich aufgeklärt?
Bosan. Saya kembali menggambar.



Ini gambar kamar saya dan cikem, teman sekelas saya yang juga sahabat saya. Kamar saya terlalu rumit ternyata. Ya, sudahlah. Tapi nanti harus diceritakan dengan bahasa jerman, lalu bagaimana cara mendeskripsikannya agar lebih simpel? Ini kelas sprache.



Hampir semua isi buku ini berhubungan dengan jerman. Hidup saya penuh dengan jerman. Saya tidak mau ke jerman. Saya mau ke austria saja. Ayo, terbangkan saya kesana. Saya bosan disini. Bosan berusaha menyukai sesuatu yang sebenarnya tidak saya sukai. Dasar munafik.



Saya tidak ingin seperti immanuel kant (random). Tapi dia mengingatkan saya pada seseorang. Seseorang yang saya cintai. Seseorang yang saya kagumi dan saya rasa dia hampir sempurna. Sayang sudah tak di sini.

Lalu, saya menulis puisi. Tentang apa saja yg mempertanyakan dan ditanyakan. Segala bentuk kata tanya.





sabtu, 2 April 2010~