November 10, 2010




*
Rasa takut kehilangan saya terlalu berlebihan.
Ini untuk pertama kalinya.
Dia milikmu ya Allah.
Saya tidak berhak mengekangnya.
Tolong, peringati saya jika semuanya menjadi berlebihan dan sia-sia.
*




Perbandingan Vertikal II: Rahasia

"kami saling mencintai dan itu tidak bisa dipungkiri. Ingkaran mana pun tak akan dapat mematahkan teori kami berdua, karena kami adakah simbol sama dengan. Kami adalah equivalen yang valid" - Perbandingan Vertikal, 2009.
Apakah anda bisa membaca pikiran saya saat ini? Entah apa yang ada dibenak saya malam ini. Saya masih saja mengutak-atik 'logika cinta' itu. Saya cinta dia. Dan hal ini yang tidak bisa saya ingkari. Gampangnya rumus logika matematika yang dengan seenaknya menangkal sebuah jawaban. Saya cinta kamu maka kamu cinta saya, berubah menjadi saya tidak cinta kamu, maka kamu tidak cinta saya. Semuanya akibat negasi. Tapi saya pikir itu impas. Sama-sama saling tidak mencintai. Coba kita lihat rumus zaman Sekolah Menengah ini. Kalau tidak salah bentuknya seperti ini:

P -> q invers ~p -> ~q

Itu adalah logika matematika. Lalu bagaimana logika cinta yang sering saya putar balikkan? Apa benar cinta itu tak berlogika? Lalu bagaimana dengan logika cinta? Perasaan tak semudah itu dinegasikan. Hal yang menakutkan adalah ketika salah satu ternegasikan: ~p -> q atau p -> ~q

Ini bukan permasalahan utamanya. Masalah utamanya adalah kamu sering membanding-bandingkan kecintaanmu dengan Tuhanmu dengan kecintaanmu kepadaku. Itu jelas dua hal yang berbeda. Ini bukan suatu tindakan syirik yang selama ini kamu tudingkan pada dirimu sendiri. Tuhan mencintai orang yang saling mencintai. Jadi , jika kamu takut sebelum 'bersaing' dengan Tuhan, itu adalah permulaan yang baik. Tuhan tidak takut bersaing dengan siapa pun, karena dia sang Pencipta dan kamu adalah ciptaannya. Dia akan selalu menjadi pemenang tunggal, sayang.

Dan saat ini yang terpenting adalah kata-kata ini:
Aku cinta padamu, cukup saya yang tahu.Kalian semua tidak perlu tahu. Apa lagi dia. Jangan beritahu dia.
Stttt. Jangan pernah.

04 Agustus 2010
Tulisan yang tertunda

Apa kabar dunia?

Dua hari yang lalu rasanya begitu tenang dan tentram. Saya seperti kembali ke dalam rahim ibunda. Tanpa dosa. Tanpa keluh kesah. Ku serahkan seluruh jiwa ragaku hanya kepadanya.

Ketika kakiku kembali menginjak tanah, ada sesuatu hal yang ganjil. Ini terasa berbeda. Di sana tidak seperti ini rasanya. Aku seperti dilahirkan kembali, ataukah aku mati suri? Entahlah. Cukup aku, dia dan dia yang tahu. Dia yang maha segalanya.

Ada rasa keterasingan yang begitu nyata. Bisa dibilang ini semacam cultural shock. Saya semakin peka bahwa dunia ini sudah semakin ringkih. Usianya sudah tua. Ditambah dengan para penghuninya yang terlalu banyak mengulah. Tak bertingkah bukan manusia namanya. Jadi, tak perlu gundah. Ini sudah lumrah.

Memang bukan pertama kalinya, tetapi aku butuh kembali beradaptasi dengan dunia ini. Aku terpaksa mengendus dan meraba. Membaui segala rasa. Di sana aku menemukan perbedaan itu. Bukan. Ini bukan hanya sekedar cultural shock. Ini adalah Dimensional Shock. Aku seperti kembali dari dimensi yang berbeda dan aku tak pernah tahu dimana batasannya itu. Hanya aku, dia dan dia yang bisa memahaminya. Semoga aku dapat selalu bersujud di keharibaanmu.

Agustus 2010

November 6, 2010

Debut


thanks to Galuh Anindita

Pertama kalinya terbang sendiri. Saya punya sayap.
Terima kasih Yang Mulia.

Sebenarnya berat rasanya meninggalkan stufen 3 yang masih baru itu beserta dengan kedua kamus Jerman-Indonesia dan Indonesia-Jerman. Istirahatlah kalian sejenak, aku akan segera kembali.

November 3, 2010







Maaf saya (terlalu) melankolis.
Tapi saya sudah masuk stadium IV dalam kebosanan

***






aku rindu berada di depan deretan loker itu.
Beban kuliah sudah terlalu berat,
Terpaksa harus membawa beban tas yang terkadang suka berlebihan.
Ditambah beban pikiran yang tak kunjung berkurang.

i miss you, 199


Apakah kalian sayang padaku?
Mengakulah.

Tapi, satu hal yang perlu kalian ketahui.
Aku menyayangi kalian melebihi sayang kalian padaku.
Tahukah kalian fakta itu?
Kadar itu tak terukur (sebenarnya)

*

Tiba-tiba semuanya terulang kembali.
Lalu terdiam.

Di sana ada jeda yang cukup lama.


aku merindu.
Saat-saat di masa lalu.
Kuliah terlalu menyita waktu

November 2, 2010

kebelet pipis

Saya bermimpi.

Ya, itu hanya sebuah mimpi.
Tentang sebuah keterdesakan.
Keterdesakan yang semua orang pernah dan akan selalu merasakannya.
Kalau sudah tidak terasa, berarti dia pesakitan.

*

Kebelet pipis.
Sudah tidak tertahankan, sesuatu hal yang ingin keluar dari keterkungkungannya.

Saya bermimpi saya sudah terlalu lama menahan urine saya untuk di keluarkan. Saya berlari sana-sini. Saya bolak-balik kamar mandi berkali-kali. Tapi mengapa masih tetap merasa ingin pipis?

Saya terbangun, ternyata saya kebelet pipis. Sudah tidak tertahankan.
Itu bukan hanya sebuah mimpi. Ayo keluarkan.
Dia mengganggu tidur nyenyakku.