July 30, 2010

cerita tentang malam

"… Aku mengalami apa yang disebut orang Jawa sebagai "tindihan" atau "ketindihan". Keadaan yang biasanya terjadi di ambang tidur, di mana otak tak bisa memerintah syaraf-syaraf, dan kesadaran kita agak terganggu. Kita tidak bisa memerintahkan tangan, kaki, pita suara, atau apapun untuk bergerak. Kita mengalami sedikit halusinasi. Orang tradisional menyebutnya "ketindihan", yaitu ketindihan makhluk gaib. Ada badan halus yang menunggang pada kita sehingga kita tak bisa bahkan untuk membuka mata. Ia menindih kita dan melakukan hal-hal yang ia mau lakukan pada kita…" - Bilangan Fu, Ayu Utami.


Dalam malam apa pun bisa saja terjadi.
Saling tindih menindih.

Apakah kau pernah merasakan sensasinya?
Ketika selama ini tidur sendiri, tiba-tiba ada yang menemanimu tidur. Tepat di sampingmu. Atau ia berada di atasmu.

Itu bisa saja terjadi.

Ketika tangan pun tak dapat digerakkan. Mata terus terpejam. Bibir pun kelu tak dapat mengeluarkan suara. Hanya bisa bergumam dalam hati mengucap namanya.

Tuhan, ketakutan macam apa ini? Dia begitu menikmati berada di atas saya. Sedang saya mengaduh di bawahnya. Dia itu pengganggu.

Tuhan, jangan biarkan dia mengganggu.
Saya pun akhirnya terlelap. Dibawanya aku ke dunia mimpi.
Dia tak pernah kembali lagi, meninggalkan aku kembali seorang diri.

July 25, 2010

spekulasi


Dunia ini penuh dengan spekulasi. Saya berdiri di muka bumi ini pun akibat dari spekulasi. Jadi kapan saya mati? Pertanyaan yang belum ada jawabannya.

Rasanya waktu begitu singkat, saya selalu ingin berbicara dan terus berbicara. Saya tak ingin kehilangan waktu bersamanya. Apa benar hidup ini hanya permainan belaka?

Kalau memang iya, bolehkah saya menerka-nerka apakah kamu memang ada untuk saya?

20.06.2010

Andai dia datang lebih awal.

Saya baru tahu ternyata begini rasanya. Ketika 'awal' itu sudah ada di depan mata, saya justru takut untuk memulainya. Malu saya untuk mengingatnya, tapi kalau dipikir-pikir lucu juga.

Asumsi saya, itu hanyalah sindrome pra pernikahan. Namun, sepertinya justru saya, yang tidak bisa mengelakkannya. Dia datang tiba-tiba dan saya tidak sanggup pula untuk mengatakan tidak.

Entah kenapa pula dia beserta perasaan itu datang seminggu sebelum semuanya dimulai. Detik-detik dimana saya harus melepaskan masa-masa sendiri saya. Masa-masa dimana saya membutuhkan dia, tuan yang saya anggap sempurna (tadinya).

Dia datang sebagai pembanding. Dimana saya kembali galau tentang perasaan saya, tentang rasa cinta saya, tentang tuan sempurna. Saya mulai mempertanyakan apakah sudah benar pilihan yg telah jatuh diambang batas ini? Apakah benar dia pilihan yang tepat bagi saya? Atau pikiran gila, apakah saya boleh berselingkuh? Atau menjadi poliandri?

Mencoba untuk setia itu memang cukup sulit, namun saya sudah bukan masanya lagi menguji kesetiaan pasangan. Saya telah dinobatkan sebagai ratu kesetiaan, begitu pula dia. Sembilan tahun itu sudah cukup membuktikan bahwa saya dan dia adalah orang yang ditakdirkan untuk bersama.

Entahlah, saya rasa seperti itu. Sembilan tahun yang datar. Saling mengalah dan sibuk masing-masing. Tiba-tiba dia yang lain datang, membuat pikiran saya terombang-ambing kembali. Jantung saya setiap hari meletus ketika menerima sms-nya dan segera secepat mungkin ingin membalasnya. Sungguh masa-masa pendekatan yang sangat menggiurkan. Rasanya sudah lama tidak pernah sebahagia saat itu.

Hai tuan sempurna, saya rasa anda bukan tuan sempurnaku lagi. Dia lebih pandai merayu saya. Saya suka lelaki perayu. Saya suka dibodoh-bodohi. Bodohnya aku. Mungkin karena saya sudah merasa pintar.

Pada saat itu saya berpikir, 'Ini gila, saya jatuh cinta kembali!' Setelah sembilan tahun perasaan itu terkubur. Setelah sekian lama perasaan ini terikat pada orang yang sama. Tapi, saya tak mungkin berbagi? Tentu mereka pun tak menginginkan itu terjadi. Ayo, segera putuskan. Tapi saya mau keduanya…

Apa boleh?

Tuan sempurna itu memang impian saya. Tapi 'dia yang lain' ini berbeda dari lainnya.
Suatu ketika, akhirnya saya memberanikan diri bercerita pada teman saya.

Kata teman saya, " semua wanita yang ingin berselingkuh itu memang selalu berkata seperti itu"

Tapi, percayalah. Dia berbeda. Dia lebih muda dari saya.

"Apa iya berbeda? Kamu selingkuh dengan 'pop corn' itu yang berbeda"

Tidak. tidak bukan itu maksudku. Umur bukan masalah. Bukan begitu? Tapi dia suka dimanja, dan dia tahu cara memperlakukan saya.

"Memang, calon suamimu itu selama hampir satu dasawarsa ini tidak pernah memanjakanmu?"
Bukan. Bukan begitu.

"Orang selingkuh memang suka gelagapan"

Ayolah, c'mon. Saya datang kesini bukan untuk berdebat. Saya hanya ingin bercerita tentang perasaan yang aneh ini.

"…Iya perasaan untuk menduakan pasangan. Pemain yang bagus kamu"

Saya jatuh cinta lagi. Apakah itu tidak apa-apa?

"Itu apa-apa, karena anda sebentar lagi menjadi mempelai. Ingat itu"

Lalu, teman baik saya itu meninggalkan saya sendiri kembali dalam kebingungan ini.Tuhan apa yg terjadi. Saya sama dengan manusia lainnya, rakus dan egois. Apakah boleh seperti ini?
Dan Tuhan tentu menjawab 'Tidak'

Lalu saya jadi tidak percaya Tuhan dan meninggalkannya. Namun, akhirnya justru mereka berdua juga meninggalkan saya. Jadi sebenarnya cinta itu terlalu berfilosofis dan saya terlalu mengagung-agungkan cinta. Berlebihankah?

July 10, 2010

wassenaar


Ketika saya membuka jendela kamar yang saya lihat adalah ini.


Pagi di musim dingin yang berkepanjangan.
Di penghujung tahun 2009
Wassenaar, Belanda.

dia menyukainya


selamat ulang tahun Chandra.
saya hanya bertugas sebagai pembuat birthday card di sini :)

Dasar egois.


Foto profile baru saya.
helm baru, helm kacang atom-ku :)


Saya tidak suka terbelenggu.
Saya ingin bebas.
Tapi saya ingin membelenggu.

Dasar egois.

nekat



Saya malu.
Saya penuh dosa.
Dan saya tidak berani menatapnya.

Sailormoon



teringat masa-masa kecil, ketika impian saya ingin menjadi anggota pretty soldier.

"...dengan kekuatan bulan akan menghukummu"

kenangan di kelas MPK Lukis, 6 bulan yang lalu.
i got A :)

July 9, 2010

Cinta itu abstrak.


Cahaya cinta itu dibuktikan tidak dengan 1000 pelita, namun dengan seberkas cahaya yang redup pun dia telah memberi makna, asalkan keberadaannya tetap abadi.

Tidak mungkin ada sinar matahari, sebelum matahari.
Dalam ayat suci pun dikatakan bahwa ada cahaya di atas cahaya.
Anda percaya itu?
Itu sinarnya.

Percayalah.

a nightmare


"...Sepertinya saya harus benar-benar meninggalkan masa lalu, karena tidak baik untuk perkembangan jiwa saya sendiri. Tapi bagaimana caranya? Karena, hal-hal yang meragukan itu selalu membuat saya semakin meragu"


Akhir-akhir ini saya mulai menyadari realitas yg ada. Bagaimana pun saya tidak mungkin bisa memungkirinya. Ya. Dia ada di depan mata saya.

Bukan urusan sayalah. Itu sudah masuk ranah pribadi. Tidak sepatutnya orang-orang ikut campur. Tapi apa mau dikata, mulut mereka terlalu besar. Sayang kalau tidak dipergunakan untuk berkoar-koar. Kalau saya hanya bisa diam. Pasrah.

Tiga hari mungkin waktu yang cukup, untuk membuat saya terdiam. Lalu selepas tiga hari itu saya kembali tersenyum. Tapi hingga kini saya menganggap itu semua hanya mimpi buruk. Walau fakta telah berbicara. jangan selalu bermimpi.

karena mimpi itu jauh.

ku harus lepaskanmu
melupakan senyummu
semua tentangmu, tentangku, hanya harap
jauh, ku jauh, mimpiku dng inginku.

"…terima kasih telah meyakinkan bahwa suara-suara itu masih ada, bahkan pada saat bernafas pun sedikit sulit" - NI


Tenang.
Kami masih bergaung. Suara-suara itu akan terus bergema, hingga mereka-mereka itu menyadari bahwa setiap orang pasti punya salah.

Tak kan lelah aku menanti, hingga saat kau tak kembali, kan ku kenang di hati saja.

(Cukup) di hati saja Mr. A.