December 3, 2015

Perihal Rindu

Sebuah nomor baru muncul di layar ponselku. Biasanya telepon dari nomor asing tak pernah kuangkat. Namun, sepertinya kali ini kau beruntung. Berbulan-bulan tak ada kabar, tiba-tiba kau hadir kembali. 

Terdengar suara seseorang dari seberang menyebutkan nama kecilku. Aku langsung mengenali suaramu. Berlanjut bertanya kabar hingga perbincangan ngalur ngidul. 

"Kapan bisa bertemu?" Tanyamu di sela-sela perbincangan kita. "Aku rindu" katanya sambil setengah berbisik.

Aku terdiam sejenak. Menarik nafas.

"Untuk apa bertemu kalau akan semakin membuat rindu?" jawabku skeptis.

"Baiklah. Biarkan rindu akan selamanya rindu dan tidak punya kesempatan untuk melepas rindu"

Kudengar suara helaan nafasmu berat sekali. Kedengarannya sangat rindu.
 
"Jadi ini hanya sebatas rindu?" tanyaku lagi, meragukanmu. 

Tiba-tiba sambungan telepon terputus. Kau menghilang lagi. Ternyata hanya sebatas rindu dalam ucapan yang kau katakan pada sembarang orang. Aku mengerti sekarang, mengapa aku selalu ragu, karena kau pun tak pernah pasti.

1 comment: